Sejarah Awal Mula Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh
Sunday, August 18, 2019
Add Comment
Kabupaten Bener Meriah adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah yang terdiri atas tujuh kecamatan.
Kabupaten Bener Meriah yang beribukota di Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10 Kecamatan dan 233 desa. penduduk terbesar di wilayah ini adalah suku gayo suku aceh dan ikuti suku jawa. Bahasa gayo bahasa aceh dan bahasa jawa di pakai oleh sebagian besar penduduk selain bahasa indonesia.
Kabupaten Bener Meriah merupakan Kabupaten termuda dalam wilayah Provinsi Aceh, yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah, Berdasarkan undang- undang No. 41 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh.
Hari jadi kabupaten Bener Meriah telah Diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri yaitu pada tanggal 7 Januari tahun 2004 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah, dengan batas-batas :
Bener Meriah, didominasi oleh suku Gayo, sehingga di daerah ini masih tetap tegak budaya leluhur yakni adat Gayo, yang keberadaannya masih bertahan di daerah pemekaran Aceh Tengah ini.
SEJARAH KABUPATEN BENER MEEIAH
Sebagai daerah seribu bukit, Bener Meriah acap dikunjungi wisatawan mancanegara. Karena di antara bukit- bukit yang menjulang tinggi, terdapat gunung api Burni Telong, yang memperkaya daerah ini dengan sumber air panas. Konon, air panas yang berada di kaki bukit Burni Telong ini dapat menyembuhkan penyakit kulit. Hal itu pula yang mengundang banyak masyarakat di luar daerah berkunjung sekalian berobat kulit.
Gunung api yang diprediksi masih aktif itu, letaknya tak jauh dari pusat Kota Redelong SP, hanya berjarak sekitar 2,5 km. Dari berbagai literatur yang didapat menyebutkan, Gunung Burni Telong pernah meletus pada beberapa puluh tahun yang silam. Masyarakat setempat khawatir dengan seringnya terjadi gempa bumi. Soalnya, gempa tersebut memicu pergesekan dalam perut bumi hingga retak sehingga menimbulkan letusan.
Namun kenyataan tersebut tidak terjadi. Gempa bumi dan gelombang dahsyat tsunami yang menerpa Aceh akhir Desember 2004, dilewatinya begitu saja, tak ada tanda-tanda terlihat bahwa gunung api itu akan meletus.
Kekayaan potensi alam Bener Meriah, membangkitkan pesona tersendiri bagi pengunjungnya. Hawa dingin yang terasa menusuk tulang, akan dirasakan bagi para pengunjung yang berlibur ke daerah ini. Belum lagi hempasan angin kala sore hari menjelang senja. Semua proses alam yang ada di wilayah ini, merupakan ciri khas tersendiri bagi daerah Bener Meriah.
Kilas balik dari sejarah kemerdekaan RI yang pada saat itu di ambang pintu keruntuhan. Pada saat penyerbuan agresi meliter Belanda ke dua, dari daerah inilah tepatnya wilayah rimba raya, melalui sebuah transmisi radio dipancarkan keseluruh pelosok dunia bahwa Indonesia masih ada, Indonesia masih merdeka. Kini Tugu Radio Rimba Raya, yang merupakan monumen nasional telah berdiri megah di daerah ini. Akan tetapi sayang tugu ini kurang terawat.
Terlepas dari hal tersebut, di gerbang pintu Bener Meriah tepatnya di Kampung Blang Rakal telah berdiri satu pondok pesantren modern sebagai pertanda bahwa daerah ini kuat akan agamanya. Banyak potensi daerah yang dijadikan objek wisata yang sifatnya masih alami, bahkan ada di antaranya belum disentuh oleh manusia.
Daerah penghasil kopi terbesar di Asia dan kedua di dunia ini, kini sedang bangkit dari keterpurukannya akibat diterpa konflik Aceh beberapa tahun yang silam.
Kembalinya suasana damai, aman di negeri asal Gajah Putih (Sejarah Legenda Gayo – Red) telah membangkitkan semangat warga untuk membenahi diri, terutama memperbaiki kebun kopi mereka yang telah terlantar, serta sedang disibukkan dengan rehabilitasi maupun rekonstruksi sarana perumahan yang dulunya terbakar maupun dibakar.
Selain kopi, di daerah inipun biasanya dibanjiri pula buah- buahan seperti durian, jeruk, avokad dan jenis buah lainnya. Khusus durian, di sepanjang pinggir jalan raya, tepatnya di Kampung Timang Gajah, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, berjejer pondok-pondok kecil.
Kabupaten Bener Meriah yang beribukota di Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10 Kecamatan dan 233 desa. penduduk terbesar di wilayah ini adalah suku gayo suku aceh dan ikuti suku jawa. Bahasa gayo bahasa aceh dan bahasa jawa di pakai oleh sebagian besar penduduk selain bahasa indonesia.
Kabupaten Bener Meriah merupakan Kabupaten termuda dalam wilayah Provinsi Aceh, yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah, Berdasarkan undang- undang No. 41 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh.
Hari jadi kabupaten Bener Meriah telah Diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri yaitu pada tanggal 7 Januari tahun 2004 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah, dengan batas-batas :
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Bireuen.
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Tengah.
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur.
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Bener Meriah, didominasi oleh suku Gayo, sehingga di daerah ini masih tetap tegak budaya leluhur yakni adat Gayo, yang keberadaannya masih bertahan di daerah pemekaran Aceh Tengah ini.
SEJARAH KABUPATEN BENER MEEIAH
Sebagai daerah seribu bukit, Bener Meriah acap dikunjungi wisatawan mancanegara. Karena di antara bukit- bukit yang menjulang tinggi, terdapat gunung api Burni Telong, yang memperkaya daerah ini dengan sumber air panas. Konon, air panas yang berada di kaki bukit Burni Telong ini dapat menyembuhkan penyakit kulit. Hal itu pula yang mengundang banyak masyarakat di luar daerah berkunjung sekalian berobat kulit.
Gunung api yang diprediksi masih aktif itu, letaknya tak jauh dari pusat Kota Redelong SP, hanya berjarak sekitar 2,5 km. Dari berbagai literatur yang didapat menyebutkan, Gunung Burni Telong pernah meletus pada beberapa puluh tahun yang silam. Masyarakat setempat khawatir dengan seringnya terjadi gempa bumi. Soalnya, gempa tersebut memicu pergesekan dalam perut bumi hingga retak sehingga menimbulkan letusan.
Namun kenyataan tersebut tidak terjadi. Gempa bumi dan gelombang dahsyat tsunami yang menerpa Aceh akhir Desember 2004, dilewatinya begitu saja, tak ada tanda-tanda terlihat bahwa gunung api itu akan meletus.
Kekayaan potensi alam Bener Meriah, membangkitkan pesona tersendiri bagi pengunjungnya. Hawa dingin yang terasa menusuk tulang, akan dirasakan bagi para pengunjung yang berlibur ke daerah ini. Belum lagi hempasan angin kala sore hari menjelang senja. Semua proses alam yang ada di wilayah ini, merupakan ciri khas tersendiri bagi daerah Bener Meriah.
Kilas balik dari sejarah kemerdekaan RI yang pada saat itu di ambang pintu keruntuhan. Pada saat penyerbuan agresi meliter Belanda ke dua, dari daerah inilah tepatnya wilayah rimba raya, melalui sebuah transmisi radio dipancarkan keseluruh pelosok dunia bahwa Indonesia masih ada, Indonesia masih merdeka. Kini Tugu Radio Rimba Raya, yang merupakan monumen nasional telah berdiri megah di daerah ini. Akan tetapi sayang tugu ini kurang terawat.
Terlepas dari hal tersebut, di gerbang pintu Bener Meriah tepatnya di Kampung Blang Rakal telah berdiri satu pondok pesantren modern sebagai pertanda bahwa daerah ini kuat akan agamanya. Banyak potensi daerah yang dijadikan objek wisata yang sifatnya masih alami, bahkan ada di antaranya belum disentuh oleh manusia.
Daerah penghasil kopi terbesar di Asia dan kedua di dunia ini, kini sedang bangkit dari keterpurukannya akibat diterpa konflik Aceh beberapa tahun yang silam.
Kembalinya suasana damai, aman di negeri asal Gajah Putih (Sejarah Legenda Gayo – Red) telah membangkitkan semangat warga untuk membenahi diri, terutama memperbaiki kebun kopi mereka yang telah terlantar, serta sedang disibukkan dengan rehabilitasi maupun rekonstruksi sarana perumahan yang dulunya terbakar maupun dibakar.
Selain kopi, di daerah inipun biasanya dibanjiri pula buah- buahan seperti durian, jeruk, avokad dan jenis buah lainnya. Khusus durian, di sepanjang pinggir jalan raya, tepatnya di Kampung Timang Gajah, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, berjejer pondok-pondok kecil.
0 Response to "Sejarah Awal Mula Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh"
Post a Comment